Jumat, 30 Maret 2012

Definisi Ilmu Ekonomi

Definisi Ilmu Ekonomi

Ilmu Ekonomi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang sangat luas liputannya. Dalam usaha untuk memberi gambaran ringkas mengenai bidang studi ilmu ekonomi, definisi ilmu tersebut selalu di hubungkan kepada keadaan ketidakseimbangan di antara kemampuan faktor – faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa serta keinginan masyarakat untuk mendapat barang dan jasa.
Oleh  sebab itu setiap individu, perusahaan atau masyarakat/ negara harus selalu membuat pilihan -  pilihan. Kebanyakan ahli ekonomi selalu mendefinisikan ilmu ekonomi berdasatkan kepada kenyataan tersebut.
Profesor  P.A.Samuelson, salah seorang ahli ekonomi  yang terkemuka di dunia mengemukakan : Ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai individu – individu dan masyarakat membuat pilihan,dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber – sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa serta mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan di masa yang akan datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.
Berdasarkan pemisalan ini maka dalam menggunakan sumber – sumber daya, idividu dan masyarakat akan berusaha memaksimalkan kepuasan dan kemakmurannya.

Sumber : Mikroekonomi Teori Pengantar/Sadono Sukirno- Ed. 3 – cet. 26 – Jakarta : Rajawali Pers, 2011.

Selasa, 27 Maret 2012

Masalah Ekonomi dan Kebutuhan untuk Membuat Pilihan

MASALAH EKONOMI  DAN KEBUTUHAN UNTUK MEMBUAT PILIHAN

            Dalam kehidupan sehari – hari setiap individu, perusahaan – perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi persoalan – persoalan yang bersifat ekonomi yaitu persoalan yang menghendaki seseorang atau suatu perusahaan atau suatu masyarakat membuat keputusan tentang cara yang terbaik untuk melakukan suatu KEGIATAN EKONOMI.
            Dengan demikian kegiatan ekonomi dapat di definisikan sebagai kegitan seseorang atau suatu perusahaan atau suatu masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengkonsumsi barang dan jasa tersebut.

Masalah Pokok Perekonomian
Masalah Kelangkaan
            Kelangkaan atau kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat dengan  faktor – faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat. Faktor – faktor produksi yang dapat di gunakan untuk menghasilkan barang – barang  tersebut adalah relatif terbatas.

Kebutuhan Masyarakat
Kebutuhan Masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa. Keinginan untuk memperoleh barang dan jasa dapat di bedakan dua bentuk :    
1.    Keinginan yang di sertai oleh kemampuan untuk membeli.
2.    Keinginan yang tidak di sertai oleh kemampuan untuk membeli.

Jenis – jenis Barang
            Terdapat banyak cara untuk menggolongkan jenis – jenis barang dalam perekonomian . Pertama sekali perlu di bedakan antara BARANG EKONOMI dan BARANG CUMA – CUMA. Barang ekonomi adalah barang yan memerlukan usaha untuk memperolehnya, barang cuma –cuma adalah  barang yang dapat di nikmati tanpa melakukan kegiatan memproduksi (contoh : udara, sinar matahari, air hujan, dll). Barang ekonomi dapat di bedakan menjadi : Barang Konsumsi, Barang Modal, Barang Akhir dan Barang Setengah jadi. Dalam teori ekonomi terdapat dua cara penggolongan lain yaitu :
1.    Berdasarkan kepentingan barang tersebut dalam kehidupan manusia : Barang Inferior, Barang Esensial, Barang Normal dan Barang Mewah.
2.    Berdasarkan cara penggunaan barang tersebut oleh masyarakat : Barang Pribadi dan Barang Publik.

Kebutuhan yang Tak Terbatas
            Secara umum dapat dikatakan bahwa persoalan yang di hadapi masyarakat adalah bersumber dari jumlah kebutuhan yang tidak terbatas.

Faktor – faktor Produksi
            Faktor – faktor produksi adalah benda – benda yang di sediakan oleh alam atau di ciptakan oleh manusia yang dapat di gunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi dalam perekonomian dibedakan menjadi empat jenis :
1.    Tanah dan Sumber Alam
2.    Tenaga Kerja
3.    Modal
4.    Keahlian Keusahawanan

Keterbatasan Kemampuan Memproduksi
            Kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa adalah jauh lebih rendah daripada jumlah keinginan masyarakat tersebut. Masalah kekurangan juga di hadapi oleh masyarakat yang mempunyai taraf kemakmuran yang relatif tinggi.

Membuat Pilihan Untuk Memaksimumkan kesejahteraan
            Karena individu, perusahaan dan masyarakat secara keseluruhannya tidak bisa mendapat semua yang mereka inginkan, maka mereka harus membuat pilihan. Dalam setiap kegiatan ekonomi yaitu dalam kegiatan memproduksi maupun mengkonsumsi barang dan jasa, setiap pelaku kegiatan ekonomi harus membuat pilihan – pilihan.

Pilihan dalam Mengkonsumsi
            Kegiatan untuk membuat pilihan dapat di lihat dari dua segi. Dari segi penggunaan sumber – sumber daya yang di miliki dan dari segi mengkonsumsi barang – barang yang di hasilkan. Setiap individu harus memikirkan cara terbaik dalam menggunakan sumber – sumber daya yang di milikinya. Usaha ini bertujuan untuk memaksimumkan pendapatan yang akan di nikmatinya dengan mengunakan sumber – sumber daya yang di milikinya tersebut.

Pilihan dalam Memproduksi
            Dalam perekonomian, perusahaan – perusahaan di kembangkan untuk menghasilkan barang dan jasa yang di perlukan oleh individu, perusahaan lain da n pemerintah. Dalam penjualan barang, para pengusaha akan menentukan tingkat produksi yang memberi keuntungan paling banyak kegiatannya. Sedangkan dalam penggunaan faktor – faktor produksi adalah menentukan kombinasin faktor produksi yang akan  meminimumkan biaya produksi.

Masalah Membuat Pilihan dalam kegiatan Pemerintah
            Setiap negara juga harus menentukan pilihan. Setiap negara mempunyai banyak tujuan dalam mengatur maupun menjalankan kegiatan ekonomi. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan mantap, mengatasi masalah pengangguran, menaikkan taraf hidup penduduknya dan menyamaratakan pendapatan adalah beberapa tujuan penting dari kegiatan pemerintah.


sumber : Mikroekonomi Teori Pengantar/Sadono Sukirno - Ed. 3 - cet. 26 - Jakarta : Rajawali Pers, 2011

Jumat, 16 Maret 2012

Minggu ke 8 " Struktur Produksi, Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan "

Distribusi pendapatan adalah konsep yang lebih luas dibandingkan kemiskinan karenacakupannya tidak hanya menganalisa populasi yang berada dibawah garis kemiskinan.

          Secara etimologis “kemiskinan” berasal dari kata “miskin” yang artinya tidak berharta benda dan serba kekurangan. Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik, mendefinisikan sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (BPS dan Depsos,2002). Sedangkan pengertian kemiskinan menurut para ahli antara lain:

a.    Menurut Amartya Sen
            
Seseorang dikatakan miskin bila mengalami "capability deprivation" dimana seseorang tersebut mengalami kekurangan kebebasan yang substantif. Menurut Bloom dan Canning, kebebasan substantif ini memiliki dua sisi: kesempatan dan rasa aman. Kesempatan membutuhkan pendidikan dan keamanan membutuhkan kesehatan. 

b.    Menurut Uni Eropa

Uni Eropa umumnya mendefinisikan penduduk miskin adalah mereka yang mempunyai pendapatan per kapita di bawah 50 persen dari median (rata-rata) pendapatan. Ketika median/rata-rata pendapatan meningkat, garis kemiskinan relatif juga meningkat.

c.    Menurut Soerjono Soekanto

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memlihara dirinya   sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut." Soerjono Soekanto, (1982,Sosiologi: suatu Pengantar, Rajawali Press)

d.    Menurut Frank Ellis
            
Kemiskinan memiliki berbagai dimensi yang menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosial-psikologis.

Pertumbuhan ekonomi mempunyai arti penting. Petumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunanekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsin sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun.
Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari sisi penawaran, pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambhana pendapatan tersebut (ceteris paribus), yang selanjutnya akan menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan. Pemenuhan kebutuhan konsumsi dan kesempatan kerja itu sendiri hanya bisa dicapai dengan penigkatan output agregat (barang dan jasa) atau PDB yang terus-menerus. Dalam pemahaman ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB, yang berarti peningkatan PN.


Sumber :

Minggu ke 7 " Struktur Produksi, Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan "

Struktur produksi adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara beberapa   pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema. Struktur produksi nasional dapat dilihat menurut lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan ekonomi nasional. Berdasarkan lapangan usaha struktur produksi nasional terdiri dari sebelas lapangan usaha dan berdasarkan hasil produksi nasional terdiri dari 3 sektor, yakni sektor primer, sekunder, dan tersier.
            GDB ( The GNU Project Debugger) sebagai indikator kemakmuran ekonomi dengan  segala kekuatan dan kelemahannya dalam perkembangan perekonomian Indonesia selams ini.
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
 Rumusnya adalah PDB = C + G + I + ( X - M )

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun.
Rumus hitung PNB yaitu Produk Nasional Bruto = PDB + hasil faktor produksi milik domestik yang ada di luar negeri - hasil output faktor produksi milik luar negeri yang ada di dalam negeri.

Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement).
Rumus PNN yakni Produk Nasional Netto = Produk Nasional Bruto – Depresiasi.

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Rumus PN  adalah Pendapatan Nasional = Pendapatan Nasional Neto - Pajak Tidak Langsung + Subsidi.

Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Rumus PP adalah Pendapatan Personal = Produk Nasional Neto - Laba Ditahan - Pembayaran Asuransi Sosial - Penerimaan Bukan Balas Jasa - Pendapatan Bunga Dari Konsumen dan Pemerintah.

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Rumus pendapatan perorangan yang dapat dibelanjakan adalah Pendapatan personal yang dapat dibelanjakan = pendapatan personal - pajak pendapatan personal.
Pendapatan nasional per kapita adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Di negara Indonesia ini secara grafis dan klimatogis merupakan negarayang mempunyai potensi ekonomi yang sangat tinggi. Dengan garis ppantai yangterluas di dunia, iklim yang memungkinkan untuk pendayagunaan lahansepanjaang tahun, hutan dan kandungan bumi Indonesia yang sangat kaya,merupakan bahan yang utama untuk membuat negara kita menjadi kaya. Suatuperencanaan yang bagus yang mampu memanfaatkan semua bahan bakutersebut secara optimal, akan mampu mengantarkan negara Indonesia menjadinegara yang makmur akan hasil pertaniannya dan hasil rempah-rempahnya. Initerlihat dari hasil Pelita III sampai dengan Pelita V yang dengan pertumbuhanekonomi rata-rata 7% - 8% membuat Indonesia menjadi salah satu negara denganpertumbuhan ekonomi dan pendapatan penduduk yang tinggi. Dan Indonesiamenjadi salah satu negara yang mendapat julukan “Macan Asia”.
Namun ternyata semua pertumbuhan ekonomi dan pendapatan tersebutternyata tidak memberikan dampak yang cukup berati pada usaha pengentasankemiskinan. Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara inisubur dan kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyattergolong miskin. Pada puncak krisis ekonomi tahun 1998-1999 penduduk miskinIndonesia mencapai sekitar 24% dari jumlah penduduk atau hampir 40 juta orang.Tahun 2002 angka tersebut sudah turun menjadi 18% dan pada menjadi 14% padatahun 2004. Situasi terbaik terjadi antara tahun 1987-1996 ketika angka rata-ratakemiskinan berada dibawah 20%, dan yang paling baik adalah pada tahun 1996ketika angka kemiskinan hanya mencapai 11,3%.



Sumber :

Minggu ke 5 " Perkembangan Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia "

Manfaat Perencanaan 
Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan. Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan risiko-risiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidak pastian dapat dibatasi seminim mungkin.
Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik. Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.
Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi. Penggunaan dan aloksi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara lebih efisien dan efektif. Diusahakan dihindarinya keborosan-keborosan. Suatu usaha untuk mencapai output/hasil secara maksimal daripada sumber-sumber yang tersedia.
Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus dapat ditingkatkan. Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis konjungtur.
Periode Perekonomian Pembangunan
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi diIndonesia dibagi dalam beberapa periode, yakni :
Ø  Periode sebelum Orde baru, dibagi dalam :
v  Periode 1945 – 1950
v  Periode 1951 – 1955
v  Periode 1956 – 1960
v  Periode 1961 – 1965
Ø  Periode setelah Orde baru, dibagi dalam :
v  Periode 1966 s/d 1958, Periode Stabilisasi dan Rehabilitasi
v  Periode Repelita I : 1969/70 – 1973/74
v  Periode Repelita II : 1974/75 – 1978/79
v  Periode Repelita III : 1979/80 – 1983/84
v  Periode Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
v  Periode Repelita V : 1989/90 – 1993/94

Minggu ke 4 " Perkembangan Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia "

Strategi Pembangunan adalah suatu cara untuk mencapai Visi dan Misi  yang rumusankan dalam bentuk strategi sehingga dapat meningkatkan kinerja. Kinerja sangat dipengaruhi oleh bagai mana suatu organisasi (pemerintah)  menerima sukses atau mengalami kegagalan dari suatu misi organisasi pemerintah.
Strategi pembangunan ekonomi adalah suatu cara dalam meningkatkan kinerja pemerintah dalam bidang ekonomi. Berbagai macam strategi pembangunan ekonomi yang meliputi :
1.  Strategi Pertumbuhan
Ø  Adalah  suatu strategi yang berkesinambungan dan sebuah pendekatan komprehensif yang berhubungan dengan perubahan social dan mempunyai tujuan untuk meningkat kan taraf kesejahteraan hidup dengan meningkatkan sisi materi dan spiritual secara berimbang.

2.  Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Ø  Adalah suatu strategi yang di kemukakan para ilmuwan untuk memecahkan keadaan sosial yang terjadi pada kehidupan masyarakat baik menengah ke atas maupun menengah ke bawah.
Ø  Strategi ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris. Yang menonjol pada pertumbuhan pemerataan ini adalah ditekannya peningkatan pembangunan melalui teknik social engineering, seperti melalui penyusunan rencana induk, paket program terpadu. Namun ternyata model pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan masalah pokok yang dihadapi negara-negara sedang berkembang seperti pengangguran masal, kemiskinan struktural dan kepincangan sosial.

3.  Strategi Ketergantungan
Ø  Adalah penyempurnaan antara strategi pertumbuhan dan strategi pembangunan dengan pemerataan.
Ø  Strategi ini di kemukakan karena adanya negara yang sangat ketergantungan dengan negara lain. Maka dari itu, di lakukan upaya pembangunan ekonomi untuk melepaskan diri dari ketergantungannya dengan pihak lain.

4.  Strategi yang Berwawasan Ruang
Ø  Strategi ini terjadi karena adanya dua perbedaan pendapat antar dua tokoh dan terjadi dua istilah yaitu :
v  “Back-wash Effects” adalah kurang maju dan kurang mampunya daerah-daerah miskin untuk membangun dengan cepat disebutkan pula oleh terdapatnya beberapa keadaan yang disebut Myrdall.
v  “Spread Effects” (pengaruh menyebar), tetapi pada umumnya spread-effectsyang terjadi adalh jauh lebiih lemah dari back-wash effectsnya sehingga secara keseluruhan pembangunan daerah yang lebih kaya akan memperlambat jalnnya pembangunan di daerah miskin.

5.  Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Ø  Sasaran strategi ini adalah menaggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan dikeluarkannya dokumen: Employment, Growth, and Basic Needs : A One World Problem.
Ø   ILO dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipengaruhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok dan sejenisnya.

Faktor – faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan adalah berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Jika yang ingin dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumulasi kapital yang rendah, tingkat pendapatan pada kapital yang rendah, serta masalah ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang kurang berkembang.
Faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi pembangunan yang berorientasi pada penghapusan kemiskinan pada dasarnya dilandasi oleh keinginan berdasarkan norma tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin diatasi. Sementara itu, strategi-strategi pembangunan lain ternyata sangan sulit mempengaruhi/memberikan manfaat secara langsung kepada golongan miskin ini.
Jika tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan masyarakat yang mandiri, maka strategi ketergantungan-lah yang mungkin akan dicapai. Jika tujuan yang ingin dicapai adalah pemerataan pembangunan, maka strategi yang berwawasan ruang-lah yang akan dipergunakan.
          Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia yang Diarahkan pada Repelita
Sebelum orde baru strategi pembangunan diIndonesia secara teori telah diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak adanya kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan – tujuan politik dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal orde baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi).
Dari keterangan pemerintah yang ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Indonesia tidak mengesampingkan strategi pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang. Periode ini kemudian disusul dengan periode Repelita dan dalam setiap Repelita, khususnya sejak Repelita II, strategi pembangunan ekonomi yang diberlakukan di Indonesia adalah strategi yang mengacu pada pertumbuhan yang sekaligus berorientasi pada keadilan (pemerataan), menghapus kemiskinan dan juga keadilan (pemerataan) antar daerah. Pembagian wilayah pembangunan ini tidak didasarkan pada pembagian secara adminstratif politis yang ada.





Sumber :

Rabu, 07 Maret 2012

Minggu ke 6 " Peta Perekonomian Indonesia "

Keadaan Geografis Indonesia
Indonesia  memiliki sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun 2004; lihat pula: jumlah pulau di Indonesia), sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar sekitar katulistiwa, memberikan cuaca tropis. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari setengah (65%) populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jayadan rangkaian pulau-pulau ini disebut pula sebagai kepulauan Nusantara atau kepulauan Indonesia.
Pulau – pulau Besar di Indonesia
·         Pulau Sumatra
·         Pulau Jawa
·         Pulau Kalimantan
·         Pulau Sulawesi
·         Pulau Irian/Papua
Mata pencaharian penduduk Indonesia yang memiliki corak sederhana biasanya sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam seperi pertanian, perkebunan dan peternakan juga perikanan. Sementara, mata pencaharian penduduk yang memiliki corak modern biasanya lebih mendekati sektor-sektor yang tidak terlalu berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam biasanya mencakup sektor di bidang jasa, perindustrian, transportasi dan pariwisata.Mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia, mengarah ke sektor bercocok tanam seperti pertanian dan perkebunan namun tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang. Karena tanah Indonesia yang sangat subur dengan mengandung berbagai macam mineral didalamnya, mendorong masyarakat Indonesia untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam itu untuk bercocok tanam dan menjadikannya sebagai mata pencaharian bagi mereka yang tinggal di dataran tinggi (pegunungan).
Tetapi laju pertumbuhan penduduk di Indonesia pada 10 tahun terakhir mencapai sekitar 1,49 persen atau 4,5 juta jiwa per tahun. Menurut Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, keadaan ini berimplikasi pada peningkatan akses pelayanan kesehatan, akses pendidikan, pangan, papan, infrastruktur, energi, dan lainnya.

Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak.

Kepadatan ppenduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata ppenduduk pada setiap Km2 pada suatu wilayah negara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut:
1. Faktor Fisiografis
2. Faktor Biologis
3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Angkatan kerja dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu :
1. Mereka yang bekerja penuh adalah angkatan kerja yang aktif menyumbangkan tenaganya dalam kegiatan produksi.
2. Pengangguran terbuka atau open unemployment adalah mereka yang sama sekali tidak bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan (sewaktu-waktu siap bekerja)
3. Setengah menganggur atau under unemployment adalah mereka yang bekerja tidak sesuai dengan pendidikan/keahliannya atau tidak menggunakan sepenuh tenaganya karena kekurangan lapangan perkerjaan. Contoh : Seorang sarjana bekerja tidak sesuai dengan pendidikannya.
4. Pengangguran tersembunyi/tersamar atau disebut disguise employment, artinya suatu pekerjaan dikerjakan oleh pekerja yang berlebihan sehingga mereka tidak bekerja maksimal.
            Dalam sumber daya manusia adapun sistem pendidikan yang di rancang oleh pemerintah.
            Betapa pentingnya investasi  dalam proses pembangunan di Indonesia dan upaya – upaya yang dapat ditempuh guna membantu memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan.

Sumber :