Sabtu, 02 November 2013

Tugas II Softskill Semester 5


Untuk bulan ini, aku dapat tugas lagi dari dosen softskill Bahasa Indonesia 2 yaitu meringkas yang diambil dari salah satu mata kuliah yang sedang kami pelajari semester ini tentang Pemeriksaan Akuntansi dan kami diberi kebebasan untuk memilih materi yang akan kami ringkas. Aku pun memilih materi “Pemeriksaan Surat Berharga” dalam tugas softskill bulan ini. Tapi sebelum aku menjelaskan tentang pemeriksaan surat berharga itu sendiri, aku mau bahas dulu tentang bukti pemeriksaan dalam akuntansi.
 

A. KOMPETENSI BUKTI PEMERIKSAAN

Kompetensi bukti pemeriksaan dimaksudkan sebagai suatu tingkat dimana bukti-bukti yang diperoleh dapat dipercaya. Jika bukti-bukti yang diperoleh dipertimbangkan sangat kompeten, maka hal ini akan sangat membantu auditor dalam menentukan bahwa laporan keuangan yang diperiksanya telah disajikan secara wajar. Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti-bukti pemeriksaan bergantung kepada  beberapa faktor. Pertimbangan - pertimbangan yang telah dilakukan secara luas dalam pemeriksaan antara lain adalah:
 
·         RELEVAN

Bukti yang diperoleh haruslah berhubungan dengan tujuan auditor. Jika tujuan auditor adalah untuk menentukan keberadaan (existence) suatu persediaan, auditor dapat memperoleh bukti dengan mengadakan observasi secara langsung terhadap persediaan tersebut tetapi, bukti tersebut bisa tidak relevan dalam hal menentukan apakah persediaan tersebut milik klien atau dalam hal penilaiannya. Jadi dalam hal ini,suatu bukti mungkin relevan dalam suatu tujuan audit,tetapi tidak relevan dalam tujuan audit yang lain.

·         SUMBER PEROLEHAN

Beberapa situasi atau keadaan yang berhubungandengan sumber perolehan bukti dapat mempengaruhi kompetensi bukti tersebut, misalnya seorang auditor bermaksud mendapatkan bukti mengenai jumlah hutang seorang langganan. Langganan tersebut dapat ditanyai secara langsung mengenai saldo hutangnya, atau auditor dapat memeriksa bukti pengiriman barang dan tembusan faktur penjualan untuk transaksi - transaksi yang berhubungan dengan saldo hutang tersebut. Dalam hal ini, bukti yang diperoleh dari sumber pertama dianggap lebih kompeten jika dibandingkan dengan sumber yang diperoleh dengan cara kedua. Secara garis besarnya sumber - sumber informasi yang dapat mempengaruhi kompetensi bukti yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Apabila bukti yang diperoleh berasal dari sumber yang independen diluar perusahaan bukti tersebut dapat memberikan jaminan yang keandalan yang lebih besar dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri.

2. Semakin effektif struktur pengendalian intern perusahaan,  semakin besar jaminan yang diberikan mengenai keandalan data akuntansi dan laporan keuangan.

3. Pengetahuan auditor secara pribadi  dan secara langsung yang diperoleh melalui pemeriksaan  fisik, pengamatan, perhitungan dan inspeksi lebih bersifat meyakinkan dibandingkan dengan informasi yang diperoleh secara tidak langsung.

·         KETEPATAN WAKTU (TIMELINESS)

Ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal pada waktu bukti itu terjadi. Ketepatan  waktuini penting terutama dalam melakukan penilaian terhadap aktiva lancar, hutang lancar dan yang berhubungan dengan saldo - saldo daftar rugi laba. Untuk perkiraan-perkiraanini auditor mencari bukti apakah klien telah melakukan cutoff yang tepat terhadap transaksi kas, penjualan dan pembelian pada tanggal dilaporkan. Hal ini memungkinkan apabila auditor melakukan prosedur audit menjelang atau pada tanggal tersebut. Jadi dalam hal ini bukti yang diperoleh dari perhitungan fisik pada tanggal neraca akan menghasilkan bukti perhitungan yang lebih baik dibandingkan perhitungan yang dilakukan sesudah waktu tersebut.

·         OBJEKTIVITAS

Bukti yang bersifat objektif umumnya lebih dapat dipercaya. Misalnya, bukti yang diperoleh dari pihak luar perusahaan yang independent akan lebih objektif dari pada bukti yang semata - mata diperoleh dari klien itu sendiri. Dalam menilai objektifitas suatu bukti, perlu juga penilaian mengenai kualifik

personal yang menyediakan bukti tersebut. Sesuai dengan standar pekerjaan lapangan, audit yang dilakukan auditor independen bertujuan untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk dipakai sebagai dasar yang memadai dalam merumuskan pendapatnya. Kompetensi data akuntansi yang mendasari dan informasi yang menguatkan, secara langsung berhungan dengan efektifnya internal control klien.
 

B. CUKUP ATAU TIDAKNYA BUKTI PEMERIKSAAN

Jumlah bukti yang diperoleh menentukan cukup tidaknya (sufficiency) bukti tersebut. Jumlah ini diukur melalui  ukuran sampel yang diambil oleh auditor. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai cukup tidaknya suatu bukti yang diperlukan, antara lain :

1.     TINGKAT MATERIALITAS DAN RESIKO.

Secara umum, bukti yang diperlukan bagi perkiraan - perkiraan yang materiil terhadap laporan keuangan akan lebih banyak dibandingkan bagi perkiraan - perkiraan yang kurang atau tidak materiil. Jadi, dalam melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan industri, jumlah bukti  yang diperlukan untuk Mendukung pemeriksaan persediaan akan  lebih besar dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan dalam pemeriksaan biaya yang dibayar dimuka. Demikian juga samahalnya perkiraan - perkiraan yang kelihatannya diragukan akan memerlukan bukti yang lebih banyak dibandingkan dengan perkiraan - perkiraan yang kelihatannya benar. Misalnya, resiko terjadinya kesalahan dalam penilaian persediaan biasanya lebih besar dibandingkan dengan penilaian terhadap tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya bangunan.

2.    FAKTOR-FAKTOR EKONOMI

Auditor bekerja dalam batas - batas pertimbangan ekonomis, jangka waktu yang pantas dan dengan biaya yang wajar dalam memperoleh bukti - bukti yang diperlukan. Dalam hal ini auditor harus memutuskan  dengan menggunakan pertimbangan profesionalnya apakah bukti audit yang tersedia dengan batasan waktu dan biaya cukup memadai untuk mendukung pernyataan pendapatnya. Sebagai pegangan, harus terdapat hubungan yang rasional antara biaya untuk mendapatkan bukti dengan manfaat informasi yang diperoleh. Masalah kesulitan dan biaya pengujian suatu perkiraan bukan merupakan dasar yang sah untuk menghilangkan pengujian tersebut dalam proses audit. 

3.    UKURAN DAN KHARAKTERISTIKPOPULASI.

Ukuran populasi dimaksudkan sebagai jumlah item - item yang terdapat pada populasi tersebut, seperti jumlah transaksi penjualan dalam jumlah penjualan, jumlah perkiraan langganan didalam buku besar piutang. Umumnya, semakin besar populasi, semakin besar pula jumlah bukti yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang masuk akal untuk mencapai kesimpulan tentang populasi itu.Tetapi hubungan yang pasti antara populasi dan ukuran sampel bergantung pada tujuan dan sifat  rencana pengambilan  sampel yang dipergunakan. Karakteristik populasi termasuk kesamaan atau keanekaragaman item - item yang terdapat pada populasi tersebut. Dalam hal piutang dagang, salah satu

faktor tersebut adalah jarak (range)  jumlah rupiah saldo perkiraan piutang masing - masing langganan yang terdapat pada jumlah secara total piutang tersebut. Umumnya, diperlukan sampel yang lebih besar yang menghasilkan informasi lebih menguatkan, untuk mencapai kesimpulan mengenai variasi populasi dibandingkan dengan populasi yang seragam.

 

C. JENlS -JENIS BUKTI PEMERIKSAAN


Dalam memutuskanaudit prosedur yang mana yang akan digunakan, ada beberapa jenis bukti-bukti pemerikasaan yang dapat dipilih olehauditor, antara lain:

·         BUKTI ANALISIS

Bukti analitis adalah bukti yangdiperoleh melalui perbandingan - perbandingan dan hubungan - hubungan data untuk menentukan apakah saldo perkiraan yang ditunjukkan cukup masuk akal. Misalnya antara total pendapatan dengan return on assaets.Tingkat keandalan bukti analitis ini tergantung pada

relevannya data yang diperbandingkan. Misalnya, jika tidak ada perubahan yang significant dari segi sifat maupun ukuran kegiatan operasi perusahaan dan faktor - faktor lainnya dari tahun - tahun yang lain, maka suatu perbandingan historis penjualan bulanan dengan data penjualan bulanan periode sekarang dapat menghasilkan bukti analitis mengenai kewajaran total pendapatan yang dilaporkan untuk periode sekarang. Untuk perkiraan - perkiraan tertentu yang tidak materiil, mungkin hanya bukti analitis ini saja sudah cukup. Untuk perkiraan -perkiraan yang lain, jenis bukti pemeriksaan yang lain dapat dikurangi bila bukti analitis menunjukkan bahwa suatu saldo perkiraan kelihatan cukup beralasan. Dalam beberapa hal, bukti analitis juga digunakan untuk memisahkan perkiraan -perkiraaan atan transaksi - transaksi yang harus diselidiki lebih lanjut untuk membantu dalam memutuskan apakah penyelidikan tambahan masih

diperlukan. Misalnya, perbandingan antara jumlah biaya antara jumlah biaya reparasi tahun sekarang dengan tahun lalu dan penyelidikan perbedaan yang terjadi untuk menentukan penyebab kenaikan atau penurunannya. Bukti analitis harus dilaksanakan pada awal pemeriksaan untuk membantu memutuskan perkiraan - perkiraan mana yang tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut dimana bukti dapat dikurangi dan pada bagian mana yang harus dilakukan penyelidikan secara lengkap.

·         BUKTI DOKUMENTASI

Dokumentasi secara umum dimaksudkan sebagai pembuktian, yaitu dokumen - dokumen dan catatan - catatan klien yang memperkuat informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, misalnya notulen rapat dewan komisaris, perjanjian leasing, bermacam-macam kontrak dan rekening koran. Dokumen - dokumen yang berasal dari pihak intern maupun pihak ekstern disimpan dalam file klien dan akan diberikan kepada auditor atas permintaan penyelidikan oleh auditor tersebut. Dokumen yang berasal dari luar (ekstern) perusahaan,antara lain formulir pesanan langganan,faktur penjualan, buktipajak, rekening koran, dan lain-lain. Bukti yang diperoleh dari luar ini umumnya lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan yang berasal dari dalam perusahaan klienTingkatkan dalam bukti ini akan lebih lagi apabila dikirim secara langsungkepadaauditor oleh pihak luar. Dokumen yang berasal dari dalam  perusahaan adalah dokumen yang dipersiapkan dan dipergunakan dalam perusahaan klien dan disimpan tanpa pernah diberikan kepada pihak luar. Misalnya, tembusan faktor penjualan, laporan penerimaan barang, permintaan pembelian, bukti  pengiriman barang dan lain-lain.

Penentuan utama apakah auditor dapat menerima suatu dokumen sebagai bukti yang dapat diandalkan adalah apakah dokumen tersebut berasal dari eksternal maupun internal. Bila dokumen berasal dari internal, apakah dokumen tersebut dibuat dan diproses dalam kondisi struktur internal control yang baik. Jika kondisi struktur internal control yang lemah, maka dokumen tersebut tidak dapat sebagai bukti yang dapat diandalkan

·         KONFIRMASI

Konfirmasi termasuk bukti dokumentasi yang melibatkan jawaban langsung secara tertulis oleh pihak ketiga atas permintaan khusus berdasarkan fakta -fakta yang sesungguhnya. Konfirmasi yang diperoleh secara langsung oleh auditor dari pihak ketiga yang independen, umumnya memiliki tingkat keandalan yang lebih tinggi. Akan tetapi biaya konfirmasi ini relatif cukup mahal dan kurang menyenangkan bagi pihak - pihak yang diminta. Oleh karena itu konfirmasi ini tidak dilakukan pada setiap kesempatan. Standar pemeriksaan mengharuskan auditor untuk mendapatkan bukti konfirmasi terhadap piutang dagang apabila mungkin dan masuk diakal untuk dilaksanakan (practical and reasonable). Persyaratan ini ditekankan oleh AICPA karena piutang dagang biasanya menyajikan saldo yang significant pada laporan keuangan dan konfirmasi merupakan bukti yang sangat dapat diandalkan bagi perkiraan tersebut.

·         PERNYATAAN TERTULIS

Pernyataan tertulis (written representations) adalah pernyataan yang ditandatangani oleh orang yang bertanggung jawab dan mengetahui mengenai sesuatu hal yang perlu ditegaskan. Jenis bukti ini dapat dibedakan dengan konfirmasi dalam hal bahwa bukti ini dapat berasal dari dalam atau dari luar perusahaan. Selain itu bukti ini mungkin lebih bersifat subjektif atau pendapat pribadi seseorang mengenai sesuatu hal daripada informasi yang sebenarnya. Auditor diharuskan oleh GAAS untuk mendapatkan pernyataan tertulis dari manajemen untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan. Pernyataan ini dapat mengungkapkan informasi yang tidak ditunjukkan dalam catatan akuntansi, seperti adanya ketidakpastian (contingencies) yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut. 

·         BUKTI MATEMATIS

Bukti matematis berasal dari penghitungan kembali yang dilakukan oleh auditor dan membandingkannya dengan hasil perhitungan yang dibuat oleh klien. Pengecekan kembali  ini dimaksudkan untuk menguji ketelitian klien dalam perhitungan matematis. Bukti matematis yang berasal dari auditor dapat diandalkan, biayanya relatif lebih murah dan dapat dijadikan dasar bagi auditor dalam mengambil kesimpulan tentang penegasan mengenai penilaian ataupun pengalokasian. 

·         BUKTI LISAN

Selama pemeriksaan, auditor menerima jawaban untuk berbagai pertanyaan yang dikemukannya kepada standard pegawai klien. Bukti lisan ini tidak dapat sangat diandalkan dengan sendirinya. Nilainya banyak tergantung kepada pengarahan anditor dalam mendapatkan bukti - bukti tersebut. Apabila bukti lisan memegang peranan penting dalam keputusan, sumber, sifat dan tanggal diperolehnya bukti tersebut harus didokumentasikan pada kertas kerja auditor. Jika diperoleh dari pihak manajemen, auditor dapat meminta bukti lisan tersebut diperkuat dalam tulisan berupa surat pernyataan manajemen.

·         BUKTI FISIK

Bukti diperoleh dari pemeriksaan fisik atan penyelidikan terhadap aktiva yang berwujud. Bukti ini sering dikaitkan dengan persediaan dan kas, tetapi juga dapat dilakukan untuk pemeriksaan surat - surat berharga, wesel tagih dan aktiva berwujud lainnya. Misalnya, auditor akan memperoleh informasi langsung mengenai keberadaan penerimaan kas yang belum didepositokan, persediaan dan unsur - unsur aktiva tetap dengan cara pengujian dan pemeriksaan. Bukti fisik dapat juga membantu dalam menentukan kualitas atau kondisi aktiva yang berhubungan dengan penegasan penilaian atan pengalokasian.

·         BUKTI ELEKTRONIK

Istilah ini dimaksudkan untuk informasi yang dihasilkan oleh alat elektronik yang digunakan oleh auditor sebagai dasar memberikan pendapat tentang penegasan. Dalam istilah initermasuk antara lain penggunaan komputer, scannner, sensors, magnetic media dan alat-alat elektronik lainnya yang

berkaitan dengan penciptaan, manipulasi, transmisi dan penerimaan data elektronis. Walaupun akhir - akhir ini sistem pemerosesan data elektronik telah secara luas digunakan dalam akuntansi, auditor tetap mempercayakan sebagian besar kemampuan sistem menghasilkan bukti dalam format tradisional seperti dokumen cetak, jurnal, buku besar dan laporan lain yang dihasilkan oleh komputer.

 

D. PROSEDUR PEMERIKSAAN 

Prosedur pemeriksaan merupakan tindakan – tindakan yang dilakukan oleh auditor dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti - bukti pemeriksaan. Ada beberapa jenis prosedur pemeriksaan, antara lain:

a.    ANALYTICAL PROCEDURES

Analytical  procedur terdiri dari  studi dan perbandingan hubungan -hubungan  antara data. Prosedur ini termasuk perhitungan - perhitungan dan penggunaan ratio sederhana, analisa vertikal atau  item - item yang sejenis, perbandingan jumlah dengan data historis stau budget. Analytical procedures ini akan menghasilkan bukti analitis.

b.    INSPECTING

Inspecting melibatkan penelitian secara cermat terhadap dokumen dan catatan - catatan, serta  pemeriksaan fisik terhadap sumber - sumber yang berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam pemeriksaan. Penyelidikan terhadap dokumen  menyediakan suatu alat untuk mengevaluasi bukti dokumentasi. Jadi melalui inspeksi ini auditor dapat menafsir keaslian dokumen atau mendeteksi adanya perubahan - perubahan yang mungkin dilakukan.

c.    CONFIRMING

Confirming adalah bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak luar yang independen. Dalam kasus yang biasa, klien membuat permohonan kepada pihak luar secara tertulis, tetapi untuk tujuan pengawasan, jawabannya dikirim langsung kepada auditor. Prosedur pemeriksaan ini menghasilkan bukti konfirmasi.

d.    INQUIRING

Inquiring melibatkan pertanyaan baiklisan maupun tulisan oleh auditor. Pertanyaan - pertanyaan ini dapat dibuat secara intern kepada manajemen atau pegawai klien, seperti pertanyaan tentang persediaan yang usang atau kemungkinan dapat ditagihnya piutang atau secara eksternal menanyakan

kepada pengacara yang berkaitan dengan kemungkinan hasil perkara. Pertanyaan ini menghasilkan baik bukti lisan maupun tulisan.

e.    COUNTING

Dua penggunaan yang paling umum dalam counting (perhitungan) adalah (1) perhitunganfisik aktiva berwujud seperti jumlah kas atau persediaan yang ada di perusahaan dan (2) perhitungan untuk dokumen yang diberi nomor sebelumnya yang pertama menyediakan alat untuk menilai bukti fisik dari jumlah yang ada. Yang kedua bisa ditinjau sebagai penyediaan alat untuk mengevaluasi bukti dokumentasi dari kelengkapan catatan akuntansi.

f.    TRACING

Dalam tracing, auditor (1) memilih dokumen yang dibuat ketika transaksi dilaksanakan dan (2) menentukan bahwa infonnasi yang terdapat dalam dokumen itu telah dicatat secara wajar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian ini adalah dari dokumen ke catatan akuntansi. Karena prosedur ini memberi keyakinan dari bukti asli sampai akhirnya dimasukkan ke dalam perkiraan, maka prosedur ini terutama sangat bermanfaat untuk mendeteksi catatan akuntansi yang kerendahan. Jadi prosedur ini penting untuk mendapatkan bukti yang berhubungan dengan penegasan untuk kelengkapan. Trasir berhubungan terutama dengan bukti dokumentasi.

g.    VOUCHING

Vouching meliputi (1) memilih catatan yang ada pada catatan akuntansi dan (2) memperoleh dan menyelidiki dokumen yang mendasari catatan tersebut untuk  menentukan keabsahan dan ketelitian transaksi yang dicatat. Dengan vouching, arah pengujian berlawanan dengan tracing. Vouching digunakan secara luas untuk mendeteksi catatan akuntansi yang ketinggian (overstatement). Jadi, prosedur ini penting penting untuk  memperoleh bukti sehubungan dengan penegasan terhadap keberadaan atan kejadian (existence or occurrence).

h.    OBSERVING

Observing  (pengamatan) berhubungan dengan memperhatikan akan menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan alan proses. Kegiatan tersebut bias merupakan proses yang rutin dari suatu jenis transaksi seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah pegawai melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijaksanaan dan prosedur yang telah ditetapkan. Selain itu auditor mungkin juga mengamati ketelitian pegawai dalam pelaksanaan persediaan fisik persediaan tahunan. Jadi dalam hal  ini auditor hanya mengamati proses perhitungan fisik persediaan. Berbeda halnya dengan inspecting, auditor melakukan inspeksiatan memeriksa unsur - unsur persediaan tertentu untuk membuat penafsiran sendiri mengenai kondisi persediaan tersebut. Dari prosedur ini auditor mendapatkan sendiri pengetahuan secara langsung mengenai kegiatan perusahaan dalam bentuk bukti fisik.

i.     REPERFORMING

Penerapan yang paling sering dilakukan dalam prosedur ini adalah melakukan kembali perhitungan dan rekonsiliasi yang telah dibuat oleh klien. Misalnya termasuk penghitungan kembali terhadap jumlah, biaya penyusutan, bunga dan lain sebagainya. Prosedur ini menghasilkan bukti matematis.

j.     COMPUTER-ASSISTEDAUDU TECHNIQUES

Apabila catatan akuntansi klien menggunakan media elektronik, auditor dapat menggunakan teknik ini untuk membantu dalam pelaksanaan beberapa prosedur yang telah dibicarakan sebelumnya.  Misalnya, auditor dapat menggunakan software untuk melaksanakan perhitungan dan perbandingan yang digunakan pada prosedur analitis, memilih  sampel piutang untuk konfirmasi, melaksanakan penghitungan kembali berbagai macam perhitungan, dll.

 
          Aku telah membahas pemerriksaan dalam akuntansi, sekarang aku akan membahas pemeriksaan surat berharga.

 

SIFAT SURAT BERHARGA

Investasi merupakan penanaman uang diluar perusahaan yang dapat berupa surat berharga atau aktiva lain yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perusahaan. Menurut tujuannya, investasi dapat dibagi menjadi dua kelompok : 

  1. Investasi jangka pendek.

Umumnya investaasi ini berupa surat berharga (seperti saham, obligasi atau surat berharga yang lain) yang harga pasarnya relatif stabil. Tujuan pokok pembelian surat berharga ini adalah untuk memanamkan yang untuk sementara waktu tidak terpakai dalam kegiatan bisnis perusahaan. Investasi jangka pendek ini disajikan di neraca dalam kelompok aktiva lancar. 

  1. Investasi jangka panjang.

Tujuan pokok investasi dalam surat berharga ini adalah untuk memperoleh pendapat bunga atau deviden dalam jangka panjang untuk membentuk dana khusus atau untuk mengendalikan perusahaan lain melalui pemilikan saham. Investasi ini disajikan dalamkelompok aktiva tidak lancar dalam kelompok tersendiri, investasi jangka panjang dapat berupa surat berherga (seperti saham, obligasi, piutanghipotik, wesel, piutang) atau berupa persekot kepada perusahaan afiliasidana khusus (seperti sinking fund, dana pensiun) dan aktiva tetap yangtidak digunakan secara langsung dalam kegiatan perusahaan (seperti tanahuntuk ekspansi).

Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar (current assests) atau non-current assets tergantung maksud / tujuan dari pembelian surat berharga tersebut.

Kalau surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang tersedia, biasanya surat berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu singkat dan surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai temporary investment atau marketable securities yang merupakan current assets. Misalnya dalam bentuk deposito berjangka (lebih dari tiga bulan) dan surat-surat saham atau obligasi yang  marketable.

Surat berharga yang di golongkan sebagai long term investment biasanya di beli dengan  tujuan sebagai berikut :

v  Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih besar atau sama denngan 50% dari saham yang beredar).

v  Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal dalam bentuk bunga dari pembelian obligasi).

v  Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian bahan baku.

TUJUAN PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA
  1. Untuk memeriksa terdapat internal control yang cukup baik atas investasi sementara. 
  2. Untuk memeriksa surat berharga yang tercantum di neraca, benar adanya, dimiliki dan atas nama perusahaan pada tanggal neraca. 
  3. Untuk memeriksa semua pendapatan yang berasal dari surat berharga telah dibukukan dan uangnya diterima perusahaan. 
  4. Untuk memeriksa penilaian dari surat berharga sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. 
  5. Untuk memeriksa penyajian di dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. 

PROSEDUR PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA

  1. Pelajari dan evaluasi internal control atas investasi sementara dan jangka panjang. 
  2. Minta rincian surat berharga yang memperlihatkan adanya mutasi. 
  3. Periksa phisik dari surat berharga dan kepemilikannya. 
  4. Cocokkan data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaannya. 
  5. Periksa mathematical accuracynya. 
  6. Cocokkan saldo akhirnya dengan buku besarnya. 
  7. Lakukan vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga. 
  8. Periksa pembukuan dan perhitungan bunga dan pajaknya. 
  9. Periksa harga pasar dari surat berharga pada tanggal neraca. 
  10. Periksa apakah perubahan tujuan dari investasi surat berharga. 
  11. Periksa subsquent events untuk mengetahui transaksi setelah tanggal neraca. 
  12. Periksa penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku. Tarik kesimpulan.
Sumber :


-      Arens, Alvin A and Loebbecke James K, Auditing an Integrated Approadl, Fifth Edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 1991.

-      Boynton,WilliamC,Kell,WalterG,ModernAuditing,JohnWiley& Sons,Inc.,

New York, 1995.

-      Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, STJE YKPN, 1994