Untuk bulan ini, aku dapat tugas lagi dari dosen
softskill Bahasa Indonesia 2 yaitu meringkas yang diambil dari salah satu mata
kuliah yang sedang kami pelajari semester ini tentang Pemeriksaan Akuntansi dan kami diberi kebebasan untuk memilih
materi yang akan kami ringkas. Aku pun memilih materi “Pemeriksaan Surat Berharga” dalam tugas softskill bulan ini. Tapi
sebelum aku menjelaskan tentang pemeriksaan surat berharga itu sendiri, aku mau
bahas dulu tentang bukti pemeriksaan dalam akuntansi.
A.
KOMPETENSI BUKTI PEMERIKSAAN
Kompetensi bukti pemeriksaan dimaksudkan sebagai
suatu tingkat dimana bukti-bukti yang diperoleh dapat dipercaya. Jika
bukti-bukti yang diperoleh dipertimbangkan sangat kompeten, maka hal ini akan
sangat membantu auditor dalam menentukan bahwa laporan keuangan yang
diperiksanya telah disajikan secara wajar. Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti-bukti
pemeriksaan bergantung kepada beberapa
faktor. Pertimbangan - pertimbangan yang telah dilakukan secara luas dalam
pemeriksaan antara lain adalah:
·
RELEVAN
Bukti yang diperoleh haruslah berhubungan dengan
tujuan auditor. Jika tujuan auditor adalah untuk menentukan keberadaan
(existence) suatu persediaan, auditor dapat memperoleh bukti dengan mengadakan
observasi secara langsung terhadap persediaan tersebut tetapi, bukti tersebut
bisa tidak relevan dalam hal menentukan apakah persediaan tersebut milik klien
atau dalam hal penilaiannya. Jadi dalam hal ini,suatu bukti mungkin relevan
dalam suatu tujuan audit,tetapi tidak relevan dalam tujuan audit yang lain.
·
SUMBER PEROLEHAN
Beberapa situasi atau keadaan yang
berhubungandengan sumber perolehan bukti dapat mempengaruhi kompetensi bukti
tersebut, misalnya seorang auditor bermaksud mendapatkan bukti mengenai jumlah
hutang seorang langganan. Langganan tersebut dapat ditanyai secara langsung
mengenai saldo hutangnya, atau auditor dapat memeriksa bukti pengiriman barang
dan tembusan faktur penjualan untuk transaksi - transaksi yang berhubungan
dengan saldo hutang tersebut. Dalam hal ini, bukti yang diperoleh dari sumber
pertama dianggap lebih kompeten jika dibandingkan dengan sumber yang diperoleh
dengan cara kedua. Secara garis besarnya sumber - sumber informasi yang dapat mempengaruhi
kompetensi bukti yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1.
Apabila bukti yang diperoleh berasal dari sumber yang independen diluar
perusahaan bukti tersebut dapat memberikan jaminan yang keandalan yang lebih
besar dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri.
2.
Semakin effektif struktur pengendalian intern perusahaan, semakin besar jaminan yang diberikan mengenai
keandalan data akuntansi dan laporan keuangan.
3.
Pengetahuan auditor secara pribadi dan
secara langsung yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik, pengamatan, perhitungan dan inspeksi
lebih bersifat meyakinkan dibandingkan dengan informasi yang diperoleh secara
tidak langsung.
·
KETEPATAN WAKTU (TIMELINESS)
Ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal pada waktu
bukti itu terjadi. Ketepatan waktuini
penting terutama dalam melakukan penilaian terhadap aktiva lancar, hutang
lancar dan yang berhubungan dengan saldo - saldo daftar rugi laba. Untuk
perkiraan-perkiraanini auditor mencari bukti apakah klien telah melakukan
cutoff yang tepat terhadap transaksi kas, penjualan dan pembelian pada tanggal
dilaporkan. Hal ini memungkinkan apabila auditor melakukan prosedur audit
menjelang atau pada tanggal tersebut. Jadi dalam hal ini bukti yang diperoleh
dari perhitungan fisik pada tanggal neraca akan menghasilkan bukti perhitungan
yang lebih baik dibandingkan perhitungan yang dilakukan sesudah waktu tersebut.
·
OBJEKTIVITAS
Bukti yang bersifat objektif umumnya lebih dapat
dipercaya. Misalnya, bukti yang diperoleh dari pihak luar perusahaan yang independent
akan lebih objektif dari pada bukti yang semata - mata diperoleh dari klien itu
sendiri. Dalam menilai objektifitas suatu bukti, perlu juga penilaian mengenai
kualifik
personal
yang menyediakan bukti tersebut. Sesuai dengan standar pekerjaan lapangan,
audit yang dilakukan auditor independen bertujuan untuk memperoleh bukti audit
kompeten yang cukup untuk dipakai sebagai dasar yang memadai dalam merumuskan pendapatnya.
Kompetensi data akuntansi yang mendasari dan informasi yang menguatkan, secara
langsung berhungan dengan efektifnya internal control klien.
B.
CUKUP ATAU TIDAKNYA BUKTI PEMERIKSAAN
Jumlah bukti yang diperoleh menentukan cukup
tidaknya (sufficiency) bukti tersebut. Jumlah ini diukur melalui ukuran sampel yang diambil oleh auditor. Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai cukup
tidaknya suatu bukti yang diperlukan, antara lain :
1.
TINGKAT MATERIALITAS DAN RESIKO.
Secara umum, bukti yang diperlukan bagi perkiraan -
perkiraan yang materiil terhadap laporan keuangan akan lebih banyak
dibandingkan bagi perkiraan - perkiraan yang kurang atau tidak materiil. Jadi,
dalam melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan industri, jumlah bukti yang diperlukan untuk Mendukung pemeriksaan
persediaan akan lebih besar dibandingkan
dengan jumlah yang diperlukan dalam pemeriksaan biaya yang dibayar dimuka.
Demikian juga samahalnya perkiraan - perkiraan yang kelihatannya diragukan akan
memerlukan bukti yang lebih banyak dibandingkan dengan perkiraan - perkiraan
yang kelihatannya benar. Misalnya, resiko terjadinya kesalahan dalam penilaian
persediaan biasanya lebih besar dibandingkan dengan penilaian terhadap tanah
yang digunakan sebagai tempat berdirinya bangunan.
2.
FAKTOR-FAKTOR EKONOMI
Auditor bekerja dalam batas - batas pertimbangan
ekonomis, jangka waktu yang pantas dan dengan biaya yang wajar dalam memperoleh
bukti - bukti yang diperlukan. Dalam hal ini auditor harus memutuskan dengan menggunakan pertimbangan
profesionalnya apakah bukti audit yang tersedia dengan batasan waktu dan biaya
cukup memadai untuk mendukung pernyataan pendapatnya. Sebagai pegangan, harus
terdapat hubungan yang rasional antara biaya untuk mendapatkan bukti dengan
manfaat informasi yang diperoleh. Masalah kesulitan dan biaya pengujian suatu
perkiraan bukan merupakan dasar yang sah untuk menghilangkan pengujian tersebut
dalam proses audit.
3.
UKURAN DAN
KHARAKTERISTIKPOPULASI.
Ukuran populasi dimaksudkan sebagai jumlah item - item
yang terdapat pada populasi tersebut, seperti jumlah transaksi penjualan dalam
jumlah penjualan, jumlah perkiraan langganan didalam buku besar piutang.
Umumnya, semakin besar populasi, semakin besar pula jumlah bukti yang diperlukan
untuk mendapatkan dasar yang masuk akal untuk mencapai kesimpulan tentang
populasi itu.Tetapi hubungan yang pasti antara populasi dan ukuran sampel
bergantung pada tujuan dan sifat rencana
pengambilan sampel yang dipergunakan. Karakteristik
populasi termasuk kesamaan atau keanekaragaman item - item yang terdapat pada
populasi tersebut. Dalam hal piutang dagang, salah satu
faktor
tersebut adalah jarak (range) jumlah
rupiah saldo perkiraan piutang masing - masing langganan yang terdapat pada
jumlah secara total piutang tersebut. Umumnya, diperlukan sampel yang lebih besar
yang menghasilkan informasi lebih menguatkan, untuk mencapai kesimpulan
mengenai variasi populasi dibandingkan dengan populasi yang seragam.
C.
JENlS -JENIS BUKTI PEMERIKSAAN
Dalam memutuskanaudit prosedur yang mana yang akan
digunakan, ada beberapa jenis bukti-bukti pemerikasaan yang dapat dipilih
olehauditor, antara lain:
·
BUKTI ANALISIS
Bukti analitis adalah bukti yangdiperoleh melalui
perbandingan - perbandingan dan hubungan - hubungan data untuk menentukan
apakah saldo perkiraan yang ditunjukkan cukup masuk akal. Misalnya antara total
pendapatan dengan return on assaets.Tingkat keandalan bukti analitis ini
tergantung pada
relevannya
data yang diperbandingkan. Misalnya, jika tidak ada perubahan yang significant
dari segi sifat maupun ukuran kegiatan operasi perusahaan dan faktor - faktor
lainnya dari tahun - tahun yang lain, maka suatu perbandingan historis
penjualan bulanan dengan data penjualan bulanan periode sekarang dapat menghasilkan
bukti analitis mengenai kewajaran total pendapatan yang dilaporkan untuk
periode sekarang. Untuk perkiraan - perkiraan tertentu yang tidak materiil,
mungkin hanya bukti analitis ini saja sudah cukup. Untuk perkiraan -perkiraan
yang lain, jenis bukti pemeriksaan yang lain dapat dikurangi bila bukti
analitis menunjukkan bahwa suatu saldo perkiraan kelihatan cukup beralasan.
Dalam beberapa hal, bukti analitis juga digunakan untuk memisahkan perkiraan -perkiraaan
atan transaksi - transaksi yang harus diselidiki lebih lanjut untuk membantu
dalam memutuskan apakah penyelidikan tambahan masih
diperlukan.
Misalnya, perbandingan antara jumlah biaya antara jumlah biaya reparasi tahun
sekarang dengan tahun lalu dan penyelidikan perbedaan yang terjadi untuk
menentukan penyebab kenaikan atau penurunannya. Bukti analitis harus
dilaksanakan pada awal pemeriksaan untuk membantu memutuskan perkiraan - perkiraan
mana yang tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut dimana bukti dapat
dikurangi dan pada bagian mana yang harus dilakukan penyelidikan secara
lengkap.
·
BUKTI DOKUMENTASI
Dokumentasi secara umum dimaksudkan sebagai
pembuktian, yaitu dokumen - dokumen dan catatan - catatan klien yang memperkuat
informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, misalnya notulen rapat dewan
komisaris, perjanjian leasing, bermacam-macam kontrak dan rekening koran.
Dokumen - dokumen yang berasal dari pihak intern maupun pihak ekstern disimpan
dalam file klien dan akan diberikan kepada auditor atas permintaan penyelidikan
oleh auditor tersebut. Dokumen yang berasal dari luar (ekstern)
perusahaan,antara lain formulir pesanan langganan,faktur penjualan, buktipajak,
rekening koran, dan lain-lain. Bukti yang diperoleh dari luar ini umumnya lebih
dapat diandalkan dibandingkan dengan yang berasal dari dalam perusahaan
klienTingkatkan dalam bukti ini akan lebih lagi apabila dikirim secara
langsungkepadaauditor oleh pihak luar. Dokumen yang berasal dari dalam perusahaan adalah dokumen yang dipersiapkan
dan dipergunakan dalam perusahaan klien dan disimpan tanpa pernah diberikan
kepada pihak luar. Misalnya, tembusan faktor penjualan, laporan penerimaan
barang, permintaan pembelian, bukti
pengiriman barang dan lain-lain.
Penentuan
utama apakah auditor dapat menerima suatu dokumen sebagai bukti yang dapat
diandalkan adalah apakah dokumen tersebut berasal dari eksternal maupun
internal. Bila dokumen berasal dari internal, apakah dokumen tersebut dibuat
dan diproses dalam kondisi struktur internal control yang baik. Jika kondisi
struktur internal control yang lemah, maka dokumen tersebut tidak dapat sebagai
bukti yang dapat diandalkan
·
KONFIRMASI
Konfirmasi termasuk bukti dokumentasi yang
melibatkan jawaban langsung secara tertulis oleh pihak ketiga atas permintaan
khusus berdasarkan fakta -fakta yang sesungguhnya. Konfirmasi yang diperoleh
secara langsung oleh auditor dari pihak ketiga yang independen, umumnya
memiliki tingkat keandalan yang lebih tinggi. Akan tetapi biaya konfirmasi ini
relatif cukup mahal dan kurang menyenangkan bagi pihak - pihak yang diminta.
Oleh karena itu konfirmasi ini tidak dilakukan pada setiap kesempatan. Standar
pemeriksaan mengharuskan auditor untuk mendapatkan bukti konfirmasi terhadap
piutang dagang apabila mungkin dan masuk diakal untuk dilaksanakan (practical
and reasonable). Persyaratan ini ditekankan oleh AICPA karena piutang dagang
biasanya menyajikan saldo yang significant pada laporan keuangan dan konfirmasi
merupakan bukti yang sangat dapat diandalkan bagi perkiraan tersebut.
·
PERNYATAAN TERTULIS
Pernyataan tertulis (written representations)
adalah pernyataan yang ditandatangani oleh orang yang bertanggung jawab dan
mengetahui mengenai sesuatu hal yang perlu ditegaskan. Jenis bukti ini dapat
dibedakan dengan konfirmasi dalam hal bahwa bukti ini dapat berasal dari dalam
atau dari luar perusahaan. Selain itu bukti ini mungkin lebih bersifat
subjektif atau pendapat pribadi seseorang mengenai sesuatu hal daripada
informasi yang sebenarnya. Auditor diharuskan oleh GAAS untuk mendapatkan
pernyataan tertulis dari manajemen untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan.
Pernyataan ini dapat mengungkapkan informasi yang tidak ditunjukkan dalam
catatan akuntansi, seperti adanya ketidakpastian (contingencies) yang
memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
·
BUKTI MATEMATIS
Bukti matematis berasal dari penghitungan kembali
yang dilakukan oleh auditor dan membandingkannya dengan hasil perhitungan yang
dibuat oleh klien. Pengecekan kembali
ini dimaksudkan untuk menguji ketelitian klien dalam perhitungan
matematis. Bukti matematis yang berasal dari auditor dapat diandalkan, biayanya
relatif lebih murah dan dapat dijadikan dasar bagi auditor dalam mengambil
kesimpulan tentang penegasan mengenai penilaian ataupun pengalokasian.
·
BUKTI LISAN
Selama pemeriksaan, auditor menerima jawaban untuk
berbagai pertanyaan yang dikemukannya kepada standard pegawai klien. Bukti
lisan ini tidak dapat sangat diandalkan dengan sendirinya. Nilainya banyak
tergantung kepada pengarahan anditor dalam mendapatkan bukti - bukti tersebut. Apabila
bukti lisan memegang peranan penting dalam keputusan, sumber, sifat dan tanggal
diperolehnya bukti tersebut harus didokumentasikan pada kertas kerja auditor.
Jika diperoleh dari pihak manajemen, auditor dapat meminta bukti lisan tersebut
diperkuat dalam tulisan berupa surat pernyataan manajemen.
·
BUKTI FISIK
Bukti diperoleh dari pemeriksaan fisik atan
penyelidikan terhadap aktiva yang berwujud. Bukti ini sering dikaitkan dengan
persediaan dan kas, tetapi juga dapat dilakukan untuk pemeriksaan surat - surat
berharga, wesel tagih dan aktiva berwujud lainnya. Misalnya, auditor akan
memperoleh informasi langsung mengenai keberadaan penerimaan kas yang belum
didepositokan, persediaan dan unsur - unsur aktiva tetap dengan cara pengujian
dan pemeriksaan. Bukti fisik dapat juga membantu dalam menentukan kualitas atau
kondisi aktiva yang berhubungan dengan penegasan penilaian atan pengalokasian.
·
BUKTI ELEKTRONIK
Istilah ini dimaksudkan untuk informasi yang
dihasilkan oleh alat elektronik yang digunakan oleh auditor sebagai dasar
memberikan pendapat tentang penegasan. Dalam istilah initermasuk antara lain
penggunaan komputer, scannner, sensors, magnetic media dan alat-alat elektronik
lainnya yang
berkaitan
dengan penciptaan, manipulasi, transmisi dan penerimaan data elektronis.
Walaupun akhir - akhir ini sistem pemerosesan data elektronik telah secara luas
digunakan dalam akuntansi, auditor tetap mempercayakan sebagian besar kemampuan
sistem menghasilkan bukti dalam format tradisional seperti dokumen cetak,
jurnal, buku besar dan laporan lain yang dihasilkan oleh komputer.
D.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Prosedur pemeriksaan merupakan tindakan – tindakan
yang dilakukan oleh auditor dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti - bukti
pemeriksaan. Ada beberapa jenis prosedur pemeriksaan, antara lain:
a.
ANALYTICAL PROCEDURES
Analytical
procedur terdiri dari studi dan
perbandingan hubungan -hubungan antara
data. Prosedur ini termasuk perhitungan - perhitungan dan penggunaan ratio
sederhana, analisa vertikal atau item - item
yang sejenis, perbandingan jumlah dengan data historis stau budget. Analytical
procedures ini akan menghasilkan bukti analitis.
b.
INSPECTING
Inspecting melibatkan penelitian secara cermat
terhadap dokumen dan catatan - catatan, serta
pemeriksaan fisik terhadap sumber - sumber yang berwujud. Prosedur ini
digunakan secara luas dalam pemeriksaan. Penyelidikan terhadap dokumen menyediakan suatu alat untuk mengevaluasi
bukti dokumentasi. Jadi melalui inspeksi ini auditor dapat menafsir keaslian
dokumen atau mendeteksi adanya perubahan - perubahan yang mungkin dilakukan.
c.
CONFIRMING
Confirming adalah bentuk penyelidikan yang
memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak luar yang
independen. Dalam kasus yang biasa, klien membuat permohonan kepada pihak luar
secara tertulis, tetapi untuk tujuan pengawasan, jawabannya dikirim langsung
kepada auditor. Prosedur pemeriksaan ini menghasilkan bukti konfirmasi.
d.
INQUIRING
Inquiring melibatkan pertanyaan baiklisan maupun tulisan
oleh auditor. Pertanyaan - pertanyaan ini dapat dibuat secara intern kepada
manajemen atau pegawai klien, seperti pertanyaan tentang persediaan yang usang
atau kemungkinan dapat ditagihnya piutang atau secara eksternal menanyakan
kepada
pengacara yang berkaitan dengan kemungkinan hasil perkara. Pertanyaan ini
menghasilkan baik bukti lisan maupun tulisan.
e.
COUNTING
Dua penggunaan yang paling umum dalam counting
(perhitungan) adalah (1) perhitunganfisik aktiva berwujud seperti jumlah kas
atau persediaan yang ada di perusahaan dan (2) perhitungan untuk dokumen yang
diberi nomor sebelumnya yang pertama menyediakan alat untuk menilai bukti fisik
dari jumlah yang ada. Yang kedua bisa ditinjau sebagai penyediaan alat untuk
mengevaluasi bukti dokumentasi dari kelengkapan catatan akuntansi.
f.
TRACING
Dalam tracing, auditor (1) memilih dokumen yang
dibuat ketika transaksi dilaksanakan dan (2) menentukan bahwa infonnasi yang
terdapat dalam dokumen itu telah dicatat secara wajar dalam catatan akuntansi (jurnal
dan buku besar). Arah pengujian ini adalah dari dokumen ke catatan akuntansi.
Karena prosedur ini memberi keyakinan dari bukti asli sampai akhirnya dimasukkan
ke dalam perkiraan, maka prosedur ini terutama sangat bermanfaat untuk
mendeteksi catatan akuntansi yang kerendahan. Jadi prosedur ini penting untuk
mendapatkan bukti yang berhubungan dengan penegasan untuk kelengkapan. Trasir berhubungan
terutama dengan bukti dokumentasi.
g.
VOUCHING
Vouching meliputi (1) memilih catatan yang ada
pada catatan akuntansi dan (2) memperoleh dan menyelidiki dokumen yang
mendasari catatan tersebut untuk
menentukan keabsahan dan ketelitian transaksi yang dicatat. Dengan
vouching, arah pengujian berlawanan dengan tracing. Vouching digunakan secara
luas untuk mendeteksi catatan akuntansi yang ketinggian (overstatement). Jadi,
prosedur ini penting penting untuk
memperoleh bukti sehubungan dengan penegasan terhadap keberadaan atan
kejadian (existence or occurrence).
h.
OBSERVING
Observing
(pengamatan) berhubungan dengan memperhatikan akan menyaksikan
pelaksanaan suatu kegiatan alan proses. Kegiatan tersebut bias merupakan proses
yang rutin dari suatu jenis transaksi seperti penerimaan kas, untuk melihat
apakah pegawai melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijaksanaan dan prosedur
yang telah ditetapkan. Selain itu auditor mungkin juga mengamati ketelitian
pegawai dalam pelaksanaan persediaan fisik persediaan tahunan. Jadi dalam
hal ini auditor hanya mengamati proses
perhitungan fisik persediaan. Berbeda halnya dengan inspecting, auditor
melakukan inspeksiatan memeriksa unsur - unsur persediaan tertentu untuk membuat
penafsiran sendiri mengenai kondisi persediaan tersebut. Dari prosedur ini
auditor mendapatkan sendiri pengetahuan secara langsung mengenai kegiatan
perusahaan dalam bentuk bukti fisik.
i.
REPERFORMING
Penerapan yang paling sering dilakukan dalam
prosedur ini adalah melakukan kembali perhitungan dan rekonsiliasi yang telah
dibuat oleh klien. Misalnya termasuk penghitungan kembali terhadap jumlah,
biaya penyusutan, bunga dan lain sebagainya. Prosedur ini menghasilkan bukti
matematis.
j.
COMPUTER-ASSISTEDAUDU TECHNIQUES
Apabila catatan akuntansi klien menggunakan media
elektronik, auditor dapat menggunakan teknik ini untuk membantu dalam
pelaksanaan beberapa prosedur yang telah dibicarakan sebelumnya. Misalnya, auditor dapat menggunakan software
untuk melaksanakan perhitungan dan perbandingan yang digunakan pada prosedur
analitis, memilih sampel piutang untuk
konfirmasi, melaksanakan penghitungan kembali berbagai macam perhitungan, dll.
Aku telah membahas pemerriksaan dalam
akuntansi, sekarang aku akan membahas pemeriksaan surat berharga.
SIFAT SURAT BERHARGA
Investasi
merupakan penanaman uang diluar perusahaan yang dapat berupa surat berharga
atau aktiva lain yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif
perusahaan. Menurut tujuannya, investasi dapat dibagi menjadi dua kelompok :
- Investasi jangka pendek.
Umumnya investaasi ini berupa surat berharga (seperti saham,
obligasi atau surat berharga yang lain) yang harga pasarnya relatif stabil.
Tujuan pokok pembelian surat berharga ini adalah untuk memanamkan yang untuk
sementara waktu tidak terpakai dalam kegiatan bisnis perusahaan. Investasi
jangka pendek ini disajikan di neraca dalam kelompok aktiva lancar.
- Investasi jangka panjang.
Tujuan pokok investasi dalam surat berharga ini adalah untuk
memperoleh pendapat bunga atau deviden dalam jangka panjang untuk membentuk
dana khusus atau untuk mengendalikan perusahaan lain melalui pemilikan saham.
Investasi ini disajikan dalamkelompok aktiva tidak lancar dalam kelompok
tersendiri, investasi jangka panjang dapat berupa surat berherga (seperti
saham, obligasi, piutanghipotik, wesel, piutang) atau berupa persekot kepada
perusahaan afiliasidana khusus (seperti sinking fund, dana pensiun) dan aktiva tetap yangtidak
digunakan secara langsung dalam kegiatan perusahaan (seperti tanahuntuk
ekspansi).
Investasi
dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar (current assests) atau non-current
assets tergantung maksud / tujuan dari pembelian surat berharga
tersebut.
Kalau
surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang
tersedia, biasanya surat berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu
singkat dan surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai temporary
investment atau marketable securities yang
merupakan current assets. Misalnya dalam bentuk deposito berjangka
(lebih dari tiga bulan) dan surat-surat saham atau obligasi yang marketable.
Surat
berharga yang di golongkan sebagai long term investment biasanya
di beli dengan tujuan sebagai berikut :
v Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya
dibeli (lebih besar atau sama denngan 50% dari saham yang beredar).
v Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal
dalam bentuk bunga dari pembelian obligasi).
v Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi
atau sumber pembelian bahan baku.
TUJUAN PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA
- Untuk memeriksa terdapat internal control
yang cukup baik atas investasi sementara.
- Untuk memeriksa surat berharga yang
tercantum di neraca, benar adanya, dimiliki dan atas nama perusahaan pada
tanggal neraca.
- Untuk memeriksa semua pendapatan yang
berasal dari surat berharga telah dibukukan dan uangnya diterima
perusahaan.
- Untuk memeriksa penilaian dari surat
berharga sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
- Untuk memeriksa penyajian di dalam laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
PROSEDUR PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA
- Pelajari dan evaluasi internal control
atas investasi sementara dan jangka panjang.
- Minta rincian surat berharga yang
memperlihatkan adanya mutasi.
- Periksa phisik dari surat berharga dan
kepemilikannya.
- Cocokkan data dalam rincian dengan berita
acara pemeriksaannya.
- Periksa mathematical accuracynya.
- Cocokkan saldo akhirnya dengan buku
besarnya.
- Lakukan vouching atas pembelian dan
penjualan surat berharga.
- Periksa pembukuan dan perhitungan bunga
dan pajaknya.
- Periksa harga pasar dari surat berharga
pada tanggal neraca.
- Periksa apakah perubahan tujuan dari investasi
surat berharga.
- Periksa subsquent events untuk mengetahui
transaksi setelah tanggal neraca.
- Periksa penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku. Tarik kesimpulan.
Sumber :
- Arens,
Alvin A and Loebbecke James K, Auditing an Integrated Approadl, Fifth Edition,
Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 1991.
- Boynton,WilliamC,Kell,WalterG,ModernAuditing,JohnWiley&
Sons,Inc.,
New York, 1995.
- Ikatan
Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, STJE YKPN, 1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar